watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

Cerita Sexs
Mbk Ida Istri Pelayar

Suatu sore ketika aku sedang di Delta plaza buat
beli beberapa kebutuhan sehari-hariku dan
kebutuhan mandi. Saat itu aku memasuki plaza
itu dengan santainya karena aku memang tidak
terburu-buru, dan aku memasuki salah satu
swalayan disitu dan memilih-milih barang
kebutuhanku, dan setelah selesai aku pergi ke
kasir dan antri disitu.. Dan emang lumayan
panjang antriannya karena malam minggu.
Karena agak bosan antri maka aku tengok kanan
kiri dan depan belakang kayak orang kampung.
Ketika kuperhatiin di depanku ternyata seorang
ibu-ibu yang membawa banyak belanjaan di
keranjang belanjanya, dan nampaknya dia agak
keberatan. Ketika kuperhatiin lebih lanjut ternyata
dia lumayan menarik walaupun badannya agak
over weight. Dari wajahnya kuperkirakan sekitar
umur 35 tahun, tingginya sekitar 158 dan
beratnya sekitar 65 kg. Kuperhatiin payudaranya
sekitar 34C wah? Gede banget? Sampai terbayang
pikiran kotor di otakku yang emang ngeres. Posisi
dia yang berdiri agak menyamping jadi aku bisa
puas memandanginya dari samping dan ketika
dia menengokku (mungkin merasa di perhatiin)
dan matanya bentrok dengan mataku dan dia
tersenyum padaku hingga aku agak malu karena
kepergok memandanginya sebegitu detail.
Pada saat giliran wanita di depanku dia
mengangkat barang-barang belanjaannya dan
salah satu barang belanjaannya jatuh secara
otomatis aku menangkapnya dan ternyata dia
juga berusaha menangkap barang tersebut
sehingga walaupun barang itu terpegang olehku
ternyata terpegang juga oleh tangannya sehingga
kami seolah-olah bergandengan tangan.
“Maaf Mbak,” kataku agak malu karena
menyentuh tangannya yang halus dan hangat itu.
“Enggak apa-apa kok Dik, terima kasih telah
membantu menangkap belanjaan saya yang
jatuh” jawabnya sambil tersenyum.
Kemudian dia melanjutkan aktifitasnya dengan
kasir, setelah selesai semua dia keluar dan
menoleh kepadaku sambil menganggukan
kepalanya kepadaku dan bibirnya tersenuym
manis. Dan akupun menganggukkan kepala
sambil tersenyum.
Setelah selesai belanja kemudian aku jalan agak
santai menuju pintu keluar, ternyata di loby
wanita itu masih berada di loby tersebut dan
disampingnya banyak belanjaannya, kemudian
aku lewat di depannya dengan cueknya dan pura-
pura nggak mengenalinya.
“Ech, Dik” kata wanita itu sambil mengejarku.
“Iya Mbak, ada apa.. Ech.. Ini Mbak yang tadi yaa”
kataku.
“Iya Dik, adik mau Bantu Mbak nggak Dik” tanya
wanita itu.
“Kalau saya bisa membantu Mbak dengan senang
hati saya Bantu Mbak. Och ya, nama saya
Dony..” kataku sambil mengulurkan tanyaku.
“Saya Ida,” kata wanita itu sambil mengulurkan
tangannya.
“Apakah yang bisa saya Bantu Mbak” tanyaku.
“Itu, barang-barang Mbak kan banyak jadi
bingung bawanya ke mobil Mbak, jadi kalau bisa
minta tolong ama Dik Dony buat bantuin Mbak
angkat barang-barang Mbak ke mobil. Itupun
kalau Dik Dony enggak keberatan” kata wanita itu
sambil tersenyum tetapi tatapannya penuh
permohonan.
“Oh, gitu, kalau cuma gitu sih gampang soalnya
barang-barang saya cuma dikit jadi enggak
masalah kalau cuma Bantu Mbak” jawabku sambil
mendekati barang belanjaan Mbak Ida.
“Terima kasih sebelumnya lho Dik Dony, Mbak
telah merepotkan” kata Mbak Ida agak kurang
enak.
“Enggak apa-apa kok Mbak biasa. O.. Ya.. Mobil
Mbak di sebelah mana” tanyaku.
“Disana itu” kata Mbak Ida sambil menunjuk
mobil Suzuki baleno warna hitam metalik.
Kemudian kami jalan bareng menuju ke mobil
tersebut dan aku mengakat barang-barang
belanjaan mabk Ida, lumayan berat sih, tapi demi
Mbak yang menarik ini aku mau. Setelah
meletakkan seluruh barang belanjaan Mbak Ida
kemudian aku pamit pergi.
“Terima kasih lho Dik Dony, telah bantuin Mbak.
O.. Ya. Dik Dony rumahnya dimana” tanya Mbak
Ida.
“Rumah saya di jl. M” jawabku pendek sambil
memandang tubuh Mbak Ida yang sexy itu.
“Kalau gitu kita barengan aja pulangnya, soalnya
Mbak rumah di perumahan G jadi kan dekat” ajak
Mbak Ida.
“Enggak usah Mbak ntar ngrepotin Mbak ajak”
tolakku dengan halus.
“Gak ngrepotin kok, Mbak malah senang kalau Dik
Dony mau bareng ama Mbak soalnya jadi ada
yang diajak ngobrol waktu nyetir” katanya sambil
memintaku masuk ke mobil.
Kemudian aku masuk dan setelah dijalan kami
mengobrol banyak, ternyata Mbak Ida sudah
punya suami dan seorang anak laki-laki berumur
4 tahun. Dia cerita bahwa suaminya seorang
pelayar jadi pulangnya 6 bulan sekali bahkan
terkadang setahun sekali dan dia tinggal dirumah
dengan anak dan pembantunya.
“Mampir ke rumah Mbak dulu ya Dik Dony, nanti
biar Mbak anterin Dik Dony kalau sudah bawa
barang-barang kerumah” kata Mbak Ida dan aku
hanya mengangguk.
Ketika memasuki gerbang rumahnya dan kulihat
sebuah rumah yang sangat mewah. Dan akupun
membawa barang-barang Mbak Ida ke dalam
rumahnya, kemudian aku dipersilahkan duduk di
ruang tamu.
“Dik Dony mau minum apa” tanya Mbak Ida.
“Enggak usah Mbak, lagian bentar lagi kan saya
pulang” jawabku.
“Minum dulu deh sambil kita ngobrol, Mbak
sudah lama nggak ada teman ngobrol. Mau susu
dingin” tanya Mbak Ida.
“Boleh” jawabku singkat.
“Sambil nunggu minuman Dik Dony nonton aja
dulu” katanya Mbak Ida sambil mengambil
remote TV dan menyerahkannya padaku dan
kemudian dia pergi kebelakang untuk mengambil
minum buatku.
Ketika kuhidupkan TV ternyata otomatis ke dvd
dan filmnya ternyata film semi porno. Cuek aja
aku nonton, enggak kusadari ternyata Mbak Ida
lama mengambil minuman dan akupun asyik
nonton film semi porno tersebut.
“Suka nonton gituan ya Dik,” tanya Mbak Ida
mendadak sudah berada dibelakangku.
Aku tersentak kaget dan malu, lalu kumatiin TV-
nya. Kulihat Mbak Ida sudah ganti pakaiannya,
sekarang mabk Ida memakai celana pendek dan
you can see. Sehingga nampak pahanya yang
putih mulus dan ternyata dia tIdak memakai bra
sehingga nampak putingnya membayang di balik
you can see nya tersebut.
“Ech, enggak usah di matiin, Dik Dony kan sudah
besar ngapain malu nonton gituan. Mbak juga
suka kok nonton film gituan jadi baiknya kita
ngobrol sambil nonton bareng” kata Mbak Ida.
Lalu kuhidupkan lagi TV tersebut dan kami
mengobrol sambil nonton film tersebut, ketika
kuperhatiin ternyata nafas Mbak Ida nampak
nggak teratur, nampaknya Mbak Ida sudah
menahan hornynya. Dan Mbak Ida merapat
ketubuhku sambil tangannya meremas tanganku.
Kemudian dia berusaha menciumku dan aku
berusaha menghindar.
“Jangan Mbak” kataku.
“Kenapa Dik, apa Mbak sudah terlalu tua sehingga
nggak menarik lagi buat Dik Dony” kata Mbak Ida.
“Bukan gitu Mbak, Mbak sih cantik dan sexy, lelaki
mana seh yang enggak tertarik ama Mbak. Tapi
kan Mbak sudah punya suami dan nanti kalau di
lihat ama pembantu Mbak kan enggak enak,”
jawabku.
“Ah.. Suami Mbak sudah 8 bulan nggak pulang
sehingga Mbak kesepian, Dik Dony mau kan
nolong Mbak buat ilangin kesepian Mbak.
Sedangkan pembantu Mbak sedang dilantai atas
main-main ama anak Mbak” kata Mbak Ida.
Tanpa menjawab kubalas ciuman Mbak Ida
dengan lembut dan tanganku mulai bermain
dibalik baju Mbak Ida sehingga tanganku bisa
meremas-remas lembut payudara Mbak Ida yang
besar dan sexy tersebut. Nafas Mbak Ida semakin
nggak beraturan dan mulutnya mulai mendesis-
desis ketika lIdahku sudah bermain di bagian leher
dan telinga Mbak Ida.
“Kita ke kamar Mbak yuk” kata Mbak Ida.
Kemudian kami berjalan menuju kamar Mbak Ida.
Sesampai di kamar Mbak Ida, Mbak Ida langsung
menerkamku dan menciumiku, dan akupun
nggak kalah sigapnya. Kuciumi seluhur leher
Mbak Ida dan telinganya dan tak lupa lIdahku
bermain di leher dan telinganya sedangkan
tanganku meremas, mengelus payudara Mbak
Ida dan semakin kebawah.
Kemudian kubuka baju Mbak Ida, wah.. ternyata
tubuhnya sangat sexy dengan sepasang
payudara yang besar berukuran 34 C dan masih
kencang dan nggak nampak kalau Mbak Ida
pernah melahirkan seorang anak. Payudaranya
yang mengacung ke atas dengan sepasang
puting yang berwarna merah kehitaman.
Kemudian kuciumin payudara Mbak Ida, kuisap
putingnya dan kugigit-gigit kecil sehingga Mbak
Ida mengluh dan mendesis menahan nikmatnya
kenikmatan yang kuberikan.
Kemudian setelah puas dengan payuadaranya
kemudian kubuka celana pendek Mbak Ida, dan
nampaklah sebuah lebah mungil yang indah dan
ditumbuhi dengan bulu-bulu yang hitam dan
halus. Kucium lembah tersebut sampai Mbak Ida
tersentak kaget, aku nggak peduli, kemudian
kujilati klitorisnya yang berwarna hitam kemerah-
merahan. Mbak Ida menjerit-jerit menahan
kenikmatan dan tak lama kemudian air mani Mbak
Ida membanjir keuluar dari dalam liang
vaginanya. Mbak Ida terkulai lemas.
“Apa yang kamu lakukan sayang. Suami Mbak
nggak pernah memperlakukan Mbak seperti ini.
Dik Dony emang luar biasa” kata Mbak Ida.
Kemudian aku melanjutkan lagi kegitatan lIdahku
di sekitar leher dan telinga sedangkan kedua
tanganku berada di kedua payudara Mbak Ida
yang sangat sexy itu. Mbak Ida mulai menggeliat-
geliatkan tubuhnya karena menahan kenikmatan
yang tIdak tertahankan olehnya. Tangan Mbak Ida
merengut bajuku hingga lepas dan kemudian
membuka celana panjangku sehingga aku hanya
memakai celana dalam saja. Mr P ku yang sudah
tegang nongol dari celana dalamku karena emang
Mr P-ku kalau sedang tegang selalu nongol dari
balik celana dalam karena celana dalamku nggak
muat buat menampung besar dan panjangnya
Mr P-ku. Mbak Ida terbelalak melihat Mr P-ku
yang nongol dari balik celana dalamku dan
kemudian dia membuka celana dalamku sehingga
rudal andalanku ngacung di depan mata Mbak Ida
yang memandangnya dengan bengong.
“Wah.. kok besar banget Dik Dony, punya suami
Mbak aja enggak sebesar ini dan jauh lebih kceil”
kata Mbak Ida sambil mengelus Mr. P ku.
Kemudian lIdahku sudah bermain di payudara
Mbak Ida dan Mbak Ida sudah menjerit-jerit
keenakan dan tangannya mengocok-kocok
rudalku. Kemudian aku mulai alihkan perhatianku
ke Vagina Mbak Ida dan kujilati vagina Mbak Ida
sehingga Mbak Ida seperti kejang-kejang
menerima serangan lIdahku pada vaginanya.
Kumasukkan lIdahku ke liang vagina Mbak Ida
yang sudah banjir kembali itu.
“Sudah donk sayang, jangan siksa Mbak. Cepat
masukan punyamu sayang” kata Mbak Ida
memohoin karena sudah nggak tahan menahan
rangsangan yang kuberikan.
Tanpa perintah dua kali kemudian kuarahkan
rudahku ke liang vagina Mbak Ida, ternyata nggak
bisa masuk, lalu ku gesek-gesekan kepala rudalku
buat penetrasi supaya rudalku bisa masuk ke
liang kemaluan Mbak Ida. Setelah kurasakan
cukup penetrasinya kemudian kumasukan
rudalku ke liang senggamanya. Kepala rudalku
sudah masuk ke liang vaginanya ketika kucoba
buat masukkan semuanya ternta nggak bisa
masuk karena liang vagina Mbak Ida sangat
sempit buat rudalku yang berukuran 17 cm dan
berdiameter 4 cm.
Lalu kukeluar masukan perlahan-lahan ke[ala
rudalku dan kemudian kutekan agak paksa
rudalku supaya masuk ke dalam liang vagina
Mbak Ida. Kulihat wajah Mbak Ida meringis aku
jadi nggak tega maka kuhentikan gerakan rudalku
dan mulutku mulai beraksi lagi di seputar dada
Mbak Ida sehingga Mbak Ida mendesah-desah
keras. Lalu kucoba memasukan rudalku dan
ternyata bisa masuk ¾ bagian dan kemudian
kugerakan keluar masuk dan itu ternyata mebuat
Mbak Ida kelimpungan dan mulutnya menjerit-
jerit nikamat dan kepalanya di geleng-gelengkan
kekiri dan ke kanan sedangkan tangannya
mencengkeram pinggiran kasur.
Lalu ketekan rudalku lebih keras hingga amblas ke
liang vagina Mbak Ida dan sampai menyentuh
dinding rahim Mbak Ida. Kemudian ku gerakan
keluar masuk di liang vagina Mbak Ida, Mbak Ida
berteriak-teaik keras ketika ku gerak-grwakkan
rudalku dengan cepat dan tak lama kemudian
kurasakan ada jepitan yang keras dari liang vagina
Mbak Ida dan tubuh Mbak Ida mengejang dan
terasalah semburan hangat pada kepala rudalku
dari liang vagina Mbak Ida. Mbak Ida terkulai
lemas setelah menikmati orgasmenya tersebut.
Tanpa kucabut rudalku dari liang vagina Mbak Ida
kemudian ku pelutk tubuh Mbak Ida yang montok
dan kucium keningnya.
“Hebat kamu Dik, aku baru sekali ini menikmati
kenikmatan yang luar biasa” kata Mbak Ida sambil
memandangku dengan kagum, karena aku
belom keluar keringat sedikitpun.
Setelah kurasakan Mbak Ida sudah agak pulih
nafasnya kemudian ke genjot lagi rudalku
dIdalam vagina Mbak Ida. Dan itu berlalu sampai
ronde yang ke delapan dengan berbagai gaya
yang kami lakukan.
“Kok belum keluar juga sayang, Mbak sudah
lemas nih, tolong donk Mbak sudah enggak kuat
neh” kata Mbak Ida memintaku buat mengakhiri
permainanku.
Tanpa menjawab ku genjot lagi rudalku ke liang
vagina Mbak Ida, Mbak Ida hanya bisa menjerit-
jerit keenakan saja sambil menggeleng-gelengkan
kepala karena sdudah lemas tubuhnya sehingga
gerakkannya terbatas.
“Mbak mau keluar lagi nih sayang” kata Mbak Ida.
“Barengan yuk Mbak. Dony juga sudah mau
keluar nih. Keluarin dimana” tanyaku sambil
menahan nafas karena sudah menahan seluruh
cairanku mengalir menuju rudalku.
“Didalam saja” kata Mbak Ida sambil
menggoyang-goyangkan pantatnya
Kemudian ku genjot keluar masuk rudalku
dengan cepat.
“Oughh.. lebih cepat sayang. Mbak sudah mau
keluar nih” kata Mbak Ida sambil tubuhnya tegang
siap-siap merasakan orgasme yang ke
sembilannya.
Kemudian kurasakan liang vaginanya menyempit
dan menjepit rudalku sehingga tak tertahankan
lagi membanjir keluar seluruh cairan dari dalam
tubuhku ke dalam liang vagina Mbak Ida.
“Ouaghh..” jerit Mbak Ida keras, sambil kurasakan
ada semprotan hangat di kepala rudalku dari liang
vagina Mbak Ida sehingga liang Mbak Ida banjir
dengan air mani kami berdua.
Setelah agak lama kemudian kucabut rudalku dari
liang vagina Mbak Ida. Lalu kepeluk tubuh Mbak
Ida dan kucium jIdatnya dan kemudian aku
berbaring disisi Mbak Ida untuk mengatur nafasku
yang tak beraturan.
Setelah mandi bareng (satu ronde lagi di kamar
mandi) kemudian kami berpakain dan menuju ke
ruang tamu.
“Kamu panggil aja Mbak dengan nama Mbak
lagian umur kita kan enggak beda jauh” kata Mbak
Ida sambil mencium pipiku.
“Iya Mbak. Aku sudah 25 tahun nih” kataku.
“Kamu besok-besok masih mau kan main ama
aku” kata Mbak Ida memulai biar lebih akrab.
“Tentu saja sayang. Siapa sih yang enggak mau
ama tubuh sexy dan wajah yang manis seperti
ini. Emang Ida nggak takut ketauan” kataku.
“Enggak donk. Orang disni sepi banget lagian
anakku tidur di kamarnya sendiri jadi ada apa-apa
di kamarku kan enggak bakal ketauan” kata Ida
sambil mengedipkan mata.
“Oke deh. Kalau begitu aku pulang ke kostku dulu
yaa” kataku sambil berdiri.
“Bentar. Kuantar kamu pulang” kata Mbak Ida
sambil pergi mengambil kuci mobilnya.
Begitulah sampai sekarang aku hampir tiap
malam kerumah Mbak Ida buat memuaskan
nafsu Mbak Ida yang lama nggak tersalurkan.
Akupun sampai-sampai hampir nggak sempat
mengunjungi pacarku.
Tamat


Adult | GO HOME | Exit
1/1558
U-ON

inc Powered by Xtgem.com